Tag Archives: Ramadhan

Shalat Tarawih : Qiyamul Lail di Bulan Ramadhan


Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur’an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Ankabut : 45)

Tarawih berasal dari kata yang berarti “istirahat”, hal ini dikarenakan shalat tarawih dilakukan pada waktu istirahat setelah shalat isya. Dan shalat ini danjurkan untuk dilaksanakan dengan tenang dan tidak terburu-buru, karena shalat ini diselingi duduk “istirahat” setiap beberapa rakaat untuk berdzikir. Shalat tarawih merupakan shalat malam yang dilakukan di Bulan Ramadhan dan dapat dilakukan secara berjamaah maupun sendiri.

Shalat Tarawih tidak disyariatkan untuk tidur terlebih dahulu sebelum mengerjakannya, seperti halnya shalat tahajjud. Hukumnya shalat tarawih adalah sunnah (dianjurkan), dan bahkan menurut beberapa ulama (Hambali, Hanafi, dan Maliki) hukum tarawih adalah sunnah muakkad.

Keutamaan Shalat Tarawih

Beberapa keutamaan shalat tarawih adalah:
1. Ampunan dosa tahun yang lalu. Shalat tarawih jika dilaksanakan dengan iman dan semangat mencari pahala, maka Allah swt akan mengampuni dosa-dosa yang telah lalu. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW,

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni(HR. Bukhari dan Muslim)

Yang dimaksud qiyam di sini adalah shalat, oleh karenanya shalat di bulan Ramadhan yang dimaksud adalah shalat tarawih.

2. Shalat semalam penuh. Jika makmum mengikuti jumlah rakaat dari shalat tarawihnya imam, maka ia mendapatkan pahala shalat satu malam penuh. Hal ini sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Abu Dzar bahwa Rasulullah SAW bersabda,

إِنَّهُ مَنْ قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةً

Siapa yang shalat bersama imam sampai ia selesai, maka ditulis untuknya pahala qiyam satu malam penuh.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

3. Seutama-utamanya shalat sunnah. Seutama-utamanya shalat sunnah adalah shalat yang dianjurkan dilakukan secara berjama’ah. Karena shalat seperti ini hampir serupa dengan shalat fardhu. Selain shalat kusuf (shalat gerhana), shalat tarawih adalah shalat yang dianjurkan untuk berjamaah.

Jumlah Rakaat Shalat Tarawih.

Jumlah raka’at shalat tarawih yang dianjurkan adalah 11 atau 13 raka’at, tidak lebih dari jumlah tersebut. Hal ini sebagaiamana beberapa sabda Rasulullah SAW. Seperti yang diriwayatkan dari Abu Salamah bin ‘Abdirrahman, dari Aisyah ra. ia berkata,

مَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَزِيدُ فِى رَمَضَانَ وَلاَ فِى غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah menambah jumlah raka’at dalam shalat malam di bulan Ramadhan dan tidak pula dalam shalat lainnya lebih dari 11 raka’at.” (HR. Bukhari)

Diriwayatkan juga dari Ibnu Abbas, ia berkata,

كَانَ صَلاَةُ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – ثَلاَثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً . يَعْنِى بِاللَّيْلِ

“Shalat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di malam hari adalah 13 raka’at”(HR. Bukhari dan Muslim)

Sebagian ulama mengatakan bahwa shalat malam yang dilakukan Rasulullah SAW adalah 11 rakaat, adapun 2 rakaat yang lain adalah sebagai shalat pembuka sebelum melaksanakan shalat malam. Hal ini seperti yang diriwayatkan dari Aisyah ra., ia berkata,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ لِيُصَلِّىَ افْتَتَحَ صَلاَتَهُ بِرَكْعَتَيْنِ خَفِيفَتَيْنِ.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jika hendak melaksanakan shalat malam, beliau buka terlebih dahulu dengan melaksanakan shalat dua rak’at yang ringan

Referensi:
1. Shalat Tarawih (1): Jumlah Raka’at Pilihan Nabi – Muslim.Or.Id
2. Shalat Witir, Tarawih dan Ied – Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At Tuwaijry

Ramadhan : Bulan Tarbiyah, Ibadah, dan Al Qur’an

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikanmu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.” (QS. Al Munafiquun : 9)

Ibadah Ramadhan sesungguhnya bukan hanya sekedar berpuasa dengan menahan lapar dan dahaga, namun juga menahan diri dari perbuatan yang tidak berguna atau bahkan yang buruk, dan meningkatkan ibadah dan amal shaleh.

Ramadhan dari segi bahasa membakar atau panas yang membakar. Hal ini sesuai dengan bulan Ramadhan dan segala amal ibadah di dalamnya. Dalam bulan Ramadhan, dengan berpuasa seorang mukmin dapat menghindarkan dirinya dari perbuatan yang akan membawanya pada siksa api neraka yang membakar. Dan seorang mukmin diharapkan dapat membakar hawa nafsunya yang buruk dan memotivasi dirinya untuk menjadi yang lebih baik.

Baca lebih lanjut

Tingkatkan Amal Ibadah Di Bulan Ramadhan

Orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan shaleh, kelak akan Kami masukkan ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah telah membuat suatu janji yang benar. Dan siapakah yang lebih benar perkataannya daripada Allah? (QS. An Nisaa : 122)

Allah telah menjanjikan balasan surga bagi hamba-hambaNya yang mukmin dan beramal sholeh. Tiap amal dan perbuatan seorang mukmin diberikan ganjaran pahala jika itu amal sholeh, dan ganjaran dosa jika itu amal yang buruk.

Pada bulan Ramadhan, tiap amal sholeh yang dikerjakan seorang mukmin akan mendapatkan ganjaran yang berlipat ganda. Rasulullah saw bersabda,

Setiap amal anak keturunan Adam dilipatgandakan. Tiap satu kebaikan sepuluh lipat gandanya hingga tujuh ratus lipat gandanya.(HR. Bukhari Muslim).

Baca lebih lanjut

Ramadhan : Berpuasa dengan Iman dan Ihtisab

kaligrafi bismillah

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (QS. Al Baqarah : 183)

Allah swt telah mewajibkan shaum (puasa) Ramadhan sebagai salah satu dari rukun Islam, sebagaimana telah diwajibkanNya atas orang-orang yang sebelumnya, sebagai wujud ketaqwaan kepadaNya.

Ramadhan adalah bulan yang didalamnya Al Qur’an Al Karim pertama kali diturunkan Rasulullah saw, yang dikenal dengan Nuzulul Qur’an, tepatnya pada malam 17 Ramadhan. Bulan yang suci dimana pada bulan inilah kitab suci untuk pertama kalinya diwahyukan kepada Rasulullah saw.

Pada bulan Ramadhan ini terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan, yaitu Lailatul Qadr. Pada malam ini Allah menurunkan malaikat-malaikatNya dan Allah memberikan keselamatan padanya hingga menjelang fajar. Baca lebih lanjut

Nuzulul Qur’an

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)…” [QS Al Baqarah : 185]

Al Qur’an merupakan kitab suci yang diturunkan Allah kepada Rasulullah saw sebagai mukjizat dan merupakan petunjuk dan jalan bagi umat manusia sekalian. Al Qur’an diturunkan dengan cara mutawatir yang artinya berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Ada beberapa pendapat mengenai kali pertama ayat Al Qur’an, di antaranya:

1. Bahwa Nuzulul Qur’an itu ada pada bulan Rabiul Awwal,

2. Bahwa Nuzulul Qur’an itu pada bulan Rajab,

3. Bahwa Nuzulul Qur’an itu pada bulan Ramadhan.

Pendapat yang pertama terbagi menjadi tiga versi berbeda. Ada yang berpendapat bahwa nuzulul qur’an pada awal rabi’ul awal, ada yang mengatakan tanggal 8 Rabiul Awwal dan ada pula yang berpendapat tanggal 18 Rabiul Awwal (yang terakhir ini diriwayatkan dari Ibnu Umar radhiallaahu anhu).

Kemudian yang berpendapat pada bulan Rajab terpecah menjadi dua. Ada yang mengatakan tanggal 17 dan ada yang mengatakan tanggal 27 Rajab (hal ini diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallaahu anhu -lihat Mukhtashar Siratir Rasul, Syaikh Abdullah bin Muhammad bin Abdul Wahhab An-Najdy, hal.75 -).

Baca lebih lanjut