Khinzir (Babi) vs. Kesehatan Manusia


Dalam Qur’an Surat Albaqarah ayat 173:

Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Berikut ini tulisan mengenai pengharaman darah dan babi dalam Islam, diulas dari sudut pandang logika dan ilmu kesehatan. Semoga bermanfaat.

Bob: Tolong beritahu saya, mengapa seorang Muslim sangat mementingkan mengenai kata-kata “Halal” dan “Haram”; apa arti dari kata-kata tersebut?

Yunus: Apa-apa yang diperbolehkan diistilahkan sebagai Halal, dan apa-apa yang tak diperbolehkan diistilahkan sebagai Haram, dan Al-Qur’an lah yang menggambarkan perbedaan antara keduanya.

Bob: Dapatkah anda memberikan contoh?

Yunus: Ya, Islam telah melarang segala macam darah. Anda akan sependapat bahwa analisis kimia dari darah
menunjukkan adanya kandungan yang tinggi dari uric acid (asam urat?), suatu senyawa kimia yang bisa
berbahaya bagi kesehatan manusia.

Bob: Anda benar mengenai sifat beracun dari uric acid, dalam tubuh manusia, senyawa ini dikeluarkan sebagai kotoran, dan dalam kenyataannya kita diberi tahu bahwa 98% dari uric acid dalam tubuh, dikeluarkan dari dalam darah oleh Ginjal, dan dibuang keluar tubuh melalui air seni.

Yunus: Sekarang saya rasa anda akan menghargai metode prosedur khusus dalam penyembelihan hewan dalam Islam.

Bob: Apa maksud anda?

Yunus: Begini… seorang penyembelih, selagi menyebut nama dari Yang Maha Kuasa, membuat irisan memotong
urat nadi leher hewan, sembari membiarkan urat-urat dan organ-organ lainnya utuh.

Bob: Oh begitu… Dan hal ini menyebabkan kematian hewan karena kehabisan darah dari tubuh, bukannya karena cedera pada organ vitalnya.

Yunus: Ya, sebab jika organ-organ, misalnya jantung, hati, atau otak dirusak, hewan tersebut dapat meninggal seketika dan darahnya akan menggumpal dalam urat-uratnya dan akhirnya mencemari daging. Hal tersebut mengakibatkan daging hewan akan tercemar oleh uric acid, sehingga menjadikannya beracun; hanya pada
masa kini lah, para ahli makanan baru menyadari akan hal ini.

Bob: Selanjutnya, selagi masih dalam topik makanan; Mengapa para Muslim melarang pengkonsumsian daging
babi, atau ham, atau makanan lainnya yang terkait dengan babi?

Yunus: Sebenarnya, diluar dari larangan Al-Qur’an dalam pengkonsumsian babi, bacon; pada kenyataannya dalam Bible juga, pada Leviticus bab 11, ayat 8, mengenai babi, dikatakan, “Dari daging mereka (dari “swine”, nama lain buat “babi”) janganlah kalian makan, dan dari bangkai mereka, janganlah kalian sentuh; mereka itu kotor buatmu.” Lebih lanjut lagi, apakah anda tahu kalau babi tidak dapat disembelih di leher karena mereka tidak memiliki leher; sesuai dengan anatomi alamiahnya? Muslim beranggapan kalau babi memang harus disembelih dan layak bagi konsumsi manusia, tentu Sang Pencipta akan merancang hewan ini dengan memiliki leher. Namun diluar itu semua, saya yakin anda tahu betul mengenai efek-efek berbahaya dari komsumsi babi, dalam bentuk apapun, baik itu pork
chops, ham, atau bacon.

Bob: Ilmu kedokteran mengetahui bahwa ada resiko besar atas banyak macam penyakit. Babi diketahui sebagai
inang dari banyak macam parasit dan penyakit berbahaya.

Yunus: Ya, dan diluar itu semua, sebagaimana kita membicarakan mengenai kandungan uric acid dalam darah,
sangat penting untuk diperhatikan bahwa system biochemistry babi mengeluarkan hanya 2% dari seluruh kandungan uric acidnya, sedangkan 98% sisanya tersimpan dalam tubuhnya.

Sumber: Ibrahim Ali Ahmad

SARS – Flu Burung – Babi Ketakwaan
Oleh: KGS. Alfa Riza*

Belakangan ini kembali dunia diguncangkan oleh wabah mematikan bernama Flu Burung selang tak lama sebelumnya juga sempat terdengar luas dampak tersebarnya penyakit mematikan bernama SARS terhadap
perekonomian negara-negara asia, dan untuk persitiwa terkini tidak tanggung-tanggung gelombang wabah ini
disinyalir juga telah merambah bumi pertiwi Indonesia, yang 80% lebih penduduknya memeluk agama Islam sekaligus mengukuhkannya sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia.

Untuk mengetahui seluk beluk Flu Burung dan korelasinya dengan binatang bernama babi, saya mencoba mengulas dengan singkat aspek tadabur ilmiyah yang bisa kita ambil bersama ketika melihat fenomena-fenomena alam yang terjadi (ayat-ayat kauniyah).

Sebagian besar ulasan ini adalah terjemahan singkat dari makalah seminar „Virusinfektionen : Respirationstrakt, Nervensystem, Haut“ oleh para mahasiswa jurusan Ilmu Virus (Virologie) di Universitätklinikum Heidelberg, Jerman.

Untuk diketahui bahwa virus yang menyerang saluran pernapasan ada beberapa macam, diantaranya dibagi dalam 3 kategori yaitu:

1. Grippale Infekt (Influenza biasa disertai demam) : Rhino Virus, Corona Virus, Adeno Virus.
2. Infeksi virus yang menyerang anak-anak: Parainfluenza Virus, Respiratory Syncytial-Virus.
3. Influenza (Virusgrippe): Influenza Virus.

Dimana penyakit yang disebabkan oleh virus-virus kategori 1. dan 3. terdapat beberapa perbedaan, antara lain :
1. Organ yang diserang oleh virus-virus kategori no. 1 meliputi hidung dan tenggorokan, sedangkan virus kategori no. 3 menyerang seluruh organ.
2. Tahap awal penyakit akibat virus kategori no 1. lazimnya perlahan lahan dan bertahap, sedangkan penyakit yang disebabkan oleh virus kategori ke 3. adalah secara spontan
3. Suhu badan si penderita yang terinfeksi virus kategori no 1. lazimnya perlahan-lahan naik sampai 38°C. Sedangkan penderita penyakit akibat virus kategori no. 3 panasnya relativ tinggi hingga melewati 38° sampai 41°C 4. Dan yang paling membedakan adalah penyakit akibat virus no. 1 jarang disertai dengan komplikasi, namun penyakit akibat
infeksi virus kategori no. 3 disertai dengan bronchitis, pneumonie, otitis media, biokarditis.

Di Jerman sendiri menurut makalah seminar tersebut 4 hingga 5 juta orang terinfeksi virus influenza setiap tahunnya dan sekitar 15.000 di antaranya meninggal dunia. Masih menurut penelitian yang sama kasus penyakit ini paling sering timbul di antara bulan Januari dan Februari setiap tahunnya.

Sejarah juga mencatat bahwa pada tahun 1918-1919 di Spanyol 20 hingga 50 juta orang meninggal dunia akibat influenza, di Asia pada tahun 1957-1960 kira-kira 1 juta orang meninggal akibat juga akibat influenza.

Apakah itu influenza?
Morfologie dan stuktur virus influenza Virus influenza berasal dari Famili Orthomyxovirida. Virus ini berdiameter
80 120 nanometer. Di dalamnya mengandung RNA yang di kelilingi oleh lapisan Nukleoprotein. Lapisan luarnya terdiri atas lipida yang terdiri atas Haemaglutinin (H: H1,H2 etc.) dan Neuraminidase (N: N1,N2 etc.). Pada Influenza A di lapisan luar terdapat tambahan Ionenkanal-Protein M2.

Macam-macam Virus Influenza:
1. Influenza A: Virus yang paling sering muncul, sangat variable (bervariasi, dapat bermutasi): antigenetic drift and
shift. 2. Influenza B: Perantara virus ini hanya manusia, lebih sedikit variable di banding virus A. 3. Influenza C: jarang, hanya terjadi pada manusia, infersi yang tidak berbahaya, inapparent

Antigen terbukti terdapat pada Rachenabstrich (reak) dan Nasensekret (ingus). Virus Influenza dapat bervariasi (bermutasi) tergantung pada organisme yang akan diserang. Dan ini akan membuat sistem pertahanan tubuh kita bekerja keras untuk melawan virus yang beragam ini.

Simplifikasinya dgn contoh, misal ada 2 jenis virus, yang pertama adalah virus yang mengandung H1 dan N1 dan yang terakhir virus yang mengandung H5 dan N2 di lapisan terluarnya. Dari 2 jenis virus (H1N1 dan H2N5) tersebut akan timbul jenis virus baru melalui mutasi (proses perubahan selaput luar protein dari virus secara perlahan) yang dikenal dgn proses antigen-drift. Dalam hal ini epidemi (penyebaran penyakit dalam sebuah populasi secara massal) sangat mungkin terjadi. Sedangkan melalui proses reassortment (proses perubahan selaput luar protein dari virus secara radikal) yang dikenal dgn antigen-shift, akan timbul jenis virus baru (H5N1) hasil silang dari 2 jenis virus diatas (H1N1 dan H2N5) yang memungkinkan timbulnya pandemi (epidemic dalam ruang lingkup lintas negara atau dunia).

Virus jenis seperti yang terakhir disebut di atas (H5N1) –yang timbul dari proses reassortment– akan kita bicarakan lebih lanjut, karena virus influenza yang akhir-akhir ini menjadi pandemi di Hongkong, Vietnam dan di negara-negara Asia lainnya termasuk Indonesia muncul karena proses tersebut.

Menurut penelitian Universitätsklinikum Heidelberg, virus influenza A pada unggas (H1N1 thn 1979) dan virus influenza A pada manusia (H3N2 thn 1968) berubah bentuk dengan proses reassortment genetik yang berlangsung di dalam tubuh babi. Dalam perkembangannya, babi menjadi hewan perantara virus influenza A tersebut (Reassortants 1985-1989). Maka dari situ muncullah jenis virus baru, yang mutan dan immun terhadap segala macam serum yang
kita miliki. Virus jenis baru ini tentu saja patogen (merugikan) pada manusia dan hewan. Jenis virus baru ini sekarang kita kenal dengan virus SARS dan virus Flu Burung yang belakangan ini menyebabkan kematian pada manusia.

1 responses to “Khinzir (Babi) vs. Kesehatan Manusia

  1. Assalamu alaikum
    Artikelnya bagus… Semangat ya buat artikel yang lain…

Tinggalkan komentar