Taubat Nasuha



Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan – kesalahanmu.. (QS. At Tahrim : 8 )

Saat masuk usia baligh, setiap manusia mulai mengalami fase taklif, memikul beban tugas dari Allah SWT, mengabdi dan beribadah kepadaNya. Setiap kata dan perbuatan mulai dicatat oleh para malaikat, baik maupun buruk. Tak ada satu pun yang luput dari pengawasan Allah dan para malaikatNya.

Dan pada saat itu ada jiwa-jiwa yang berseri-seri karena mendapatkan ampunan Allah dan ditempatkan dalam kehidupan yang memuaskan di surga Allah. Dan ada pula jiwa-jiwa yang merana, bermuka muram nan hitam karena tahu tempatnya adalah neraka, tempat paling buruk yang diciptakan Allah SWT.

Menuju Ampunan Allah

Semua fasilitas hidup di muka bumi ini, Allah ciptakan untuk manusia. Tetapi acap kali manusia mengingkari karunia Allah SWT, tidak bersyukur dan bahkan yang ada adalah penentangan dan kekufuran kepada Allah SWT, tidak mau patuh pada aturanNya, tidak mau taat pada utusan Allah, dan sebagainya. Kita berlindung kepada Allah semoga tidak menjadi hamba yang ingkar.

Tentu ada kesalah dan juga dosa yang pernah kita perbuat, karena memang kita tidak terpeliara dari dosa dan maksiat. Namun kita juga tidak patut berpandangan bahwa hal yang wajar kalau kita terus menerus berbuat dosa, sementara Allah SWT menyeru kita untuk bertaubat dan memperbaiki kesalahan kita. Dia membuka pintu maaf bagi siapa saja yang kembali kepada jalanNya yang lurus.

Seperti yang dijelaskan dalam sebuah hadits shahih, bahwa Allah SWT membuka pintu ampunanNya di siang hari untuk mengampuni mereka yang berdosa di malam hari, Dia juga membuka pintu ampunanNya di malam hari bagi mereka yang berdosa di siang hari. Dan itu berlangsung sampai matahari terbit dari barat. (HR. Muslim)

Allah SWT berfirman dalam Al Quran,

Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Ali Imran : 133)

Bertaubat kepada Allah

Para ulama menjelaskan bahwa taubat hukumnya wajib dari semua dosa yang pernah dilakukan, baik dosa kecil maupun dosa besar. Jika dosa itu terkati dengan Allah SWT, ada tiga hal yang harus dilakukan, yaitu:

  1. Meninggalkan perbuatan dosa yang diperbuat.
  2. Menyesal telah melakukan dosa.
  3. Berjanji tidak akan mengulanginya kembali.

Dan jika dosa yang diperbuat terkait dengan manusia, ada satu hal lagi yang harus dilakukan, yakni meminta maaf secara langsung kepadanya.

Sebesar apapun dosa yang dilakukan jika kita sadar dan memohon ampunan Allah serta jujur kepadaNya maka Allah adalah Dzat yang Maha Pengampun dan Maha Penerima Taubat. Allah SWT berfirman,

Dan bertaubatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.” (QS. An Nuur : 31)

Memperbanyak Istighfar

Memperbanyak kalimat “Astaghfirulllah” yang berarti permohonan ampunn kepada Allah dan merupakan ungkapan yang penuh dengan kesadaran yang bersumber dari hati yang tulus. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT,

Dan hendaklah kamu memohon ampunan kepada Tuhanmu dan bertobat kepadaNya.” (QS. Hud : 3)

Rasulullah mengajarkan kepada kita untuk selalu memohon ampunan dari Allah, seperti yang diungkapkan Rasulullah saw dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra.,

Demi Allah, aku memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepadaNya dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali.” (HR. Bukhari)

Dalam hadits lain, Aghar ibn Yasar al Muzani meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda,

Wahai manusia, bertaubatlah kepada Allah dan mohonlah ampunanNya. Sungguh, aku bertaubat kepada Allah seratus kali dalam sehari.” (HR. Muslim)

Memperbanyak Kebaikan

Pilihan amal kebaikan begitu banyak dan beragam, setiap kita pasti bisa melakukannya. Amalan baik seperti yang diinformasikan Rasulullah saw dapat menghapus amalan buruk. Sabda Rasullah saw,

Dan ikutilah perbuatan burukmu dengan perbuatan baikmu, niscaya perbuatan baik itu menghapus perbuatan buruk.” (HR. Tirmidzi)

Puncak perbuatan baik adalah berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa. Pintu kebaikan lainnya adalah menunaikan amalan wajib dengan istiqomah seperti shalat berjama’ah di masjid, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan Haji ke Baitullah.

Kemudian diikuti dengan amalan sunnah, seperti shadaqah, puasa sunnah, menuntut ilmu, membantu orang lain dalam kebaikan, membaca Al Quran dengan mentadabburi maknanya, serta ibadah sunnah lainnya.

Yang tidak kalah pentingnya adalah berakhlaq baik dalam pergaulan, dengan istri dan anak-anak, berbakti kepada kedua orang tua, menghormati tetangga, memulaikan tamu, senyum ketika bertemu dengan saudara. Semua ini termasuk penghapus keburukan yang pernah kita lakukan.

Jujur dan Menjauhi Dusta

Kisah diterima taubatnya tiga orang sahabat Rasulullah saw yang tidak ikut serta dalam perang Tabuk tanpa ada alasan yang dapat diterima adalah karena kejujuran dan menjauhi kedustaan. Ketika Rasulullah saw kembali dari peperangan, semua orang munafik berdusta mencari alasan agar dimaafkan oleh Rasulullah saw. Sedangkan ketiga orang sahabat beliau berkata jujur dan tidak berdusta sehingga kemudian Allah SWT menerima taubat ketiganya.

Dan terhadap tiga orang yang ditangguhkan (penerimaan tobat) mereka, hingga apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas dan jiwa mereka pun telah sempit (pula terasa) oleh mereka, serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksa) Allah, melainkan kepada-Nya saja. Kemudian Allah menerima tobat mereka agar mereka tetap dalam tobatnya. Sesungguhnya Allah-lah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.(QS. At Taubah : 118)

Dalam taubat dibutuhkan sikap jujur yang timbul dari hati lalu kemudian bersegera menuju Allah dan meninggalkan masa lalu yang kelam.

Taubat Nasuha

Bertaubat adalah memulai hidup baru dan meninggakan masa lalu yang kotor, penuh dengan dosa, jangan membiarkan ikatan dengan dosa, dan jangan kembali mendekatinya. Menatap masa depan yang bersih dari perbuatan maksiat dan mengendalikan hawa nafsu agar selaras dengan apa yang dikehendaki Allah SWT dan RasulNya. Allah SWT berfirman,

Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (QS. Ali Imran : 135)

Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai,…(QS. At Tahrim : 8 )

Supaya tercapai taubat nasuha, maka di antara sarananya adalah menambah ilmu yang dapat mengokohkan iman, melembutkan hati dan menajamkan akal. Semua itu dapat diraih dengan lebih aktif mempelajari Al Quran sebagi petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa dan mempelajari hadits Rasulullah saw sebagai bentuk aplikatif dari ajaran Islam.

Penutup

Kembali kepada Allah melalui taubat adalah kembali kepada Dzat yang Maha Suci, Dzat yang mencintai kesucian dan keindahan. Sebagai balasan atas kembali kepada kesucian ini telah disediakan di akhirat kelak tempat yang memuaskan, yaitu surga Allah yang penuh dengan kenikmatan, yang luasnya seluas langit dan bumi.

Rasulullah saw mengajarkan do’a memohon ampunan Allah SWT dalam hadits beliau,

Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, aku memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepadaNya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Referensi:

Taubat Nasuha, Al Manar Edisi 73 Tahun VII, 2010

14 responses to “Taubat Nasuha

  1. salam alaikum..

  2. Taubat adalah pintu kebersihan hati, kebersihan hati pintu keikhlasan, keikhlasan pintu ihsan, ihsan pintu taqwa, aduuh berat perjuangan seorang hamba menju taqwa, apalagi hamba yang masih memelihara dan mengembang biakkan dosa. Smoga bulan ramadhan gerbang bertobat…amin

  3. Insya Allah … Ramadhan akan menjadi akademi qalbu dan amal shaleh…

    Untuk menggapai suatu yang tak ternilai, yaitu keridhoan Allah SWT dan surgaNya sebagai balasan, perlu perjuangan dan pengorbanan dari hambaNya yang merindukan berada di sisiNya dengan wajah penuh cahaya…

    Dan bukankah berkorban dan berjuang untuk yang sangat berharga akan tidak terasa berat, wahai saudaraku???

  4. thanks bgt toex artikelnya…saya mohon ampunan ALLAH SWT atas sgala dosa yg pernah saya buat, mudah2an taubat saya d terimaNYa. Amin..

  5. Saudari enitaliyani….
    Manusia adalah makhluk yang dianugerahi akal dan hati, yang dengan keduanya manusia diberikan hak dan tanggung jawab. Dan manusia tidak luput dari kelalaian dan kesalahan…

    Allah SWT, Yang Maha Penerima Taubat, akan menerima taubat seorang hamba, hingga ajalnya. Jadi selama kita masih hidup, akan selalu ada kesempatan untuk bertaubat…

  6. Bolehkah minta tolong padaNYa untuk membantu diri ini rtobat padaNya?

  7. Bolehkah minta tolong padaNYa untuk membantu diri ini bertobat padaNya?

  8. Rekan Yuyu…

    Bertaubat adalah suatu pengakuan diri terhadap dosa dan kesalahan yang selama hidup telah dilakukan, dan bertekad untuk memperbaiki diri dari kesalahan dan tidak mengulangi kesalahan yang sama untuk mengharapkan keridhoan Allah SWT.

    Hal itu sebenarnya akan muncul dengan adanya niat dari dalam hati. Dan Allah Maha Kuasa untuk memutarbalikkan hati manusia. Berdoalah kepadaNya agar kita diberikan hati yang bersih, dan dibersihkan hati jika hati kita telah kotor oleh perbuatan kita. Kemudian bertaubatlah…

    Bukankah Allah Maha Mengabulkan dan Maha Penerima Taubat!!!?
    Wallahu ‘alam bish showab

  9. aslkm..
    semoga engkau dimuliakan, saya bbrp waktu yg lalu terayu oleh wanita n akhirnya berzina, sedang sy sudah beristri n pny anak. adakah taubat nasuha selian di rejam ? mohon pencerahannya, mengingat sekarang ini saya lagi shock.. krn itu pertama kalinya n akan jadi terakhir kalinya.
    terimakasih. tlg bales lewat email aja.

  10. alaika salam ya akhi…

    Hukum cambuk itu memang hanya boleh dilakukan oleh institusi negara secara formal, di mana orang yang berzina ditetapkan dulu sebagai pelakunya yang memenuhi syarat.

    Penetapannya harus berdasarkan ikrar (pengakuan) yang bersangkutan atau persaksian 4 orang laki-laki muslim yang melihat langsung.

    Manakala satu dari semua syarat itu tidak terpenuhi, maka hukum hudud itu haram dilaksanakan. Atas dasar sabda Rasulullah SAW:

    إدرؤوا الحدود بالشبهات

    Cegahlah pelaksanan hukum hudud itu dengan masih adanya kesyubhatan.

    Syubhat yang dimaksud adalah celah hukum yang bisa dimasukkan sehingga pelaksanaan hukum hudud itu menjadi batal. Justru Rasulullah SAW memerintahkan kita untuk mencari dan menelusi celah-celah hukum itu.

    Bahkan beliau sendiri melakukannya, ketika ada orang datang mengakui dirinya telah berzina. Beliau SAW tidak terburu nafsu untuk melaksanakan hukuman rajam, sebaliknya beliau malah berupaya mencari celah-celah keringanan hukum, agar ekseukusi hukum hudud itu tidak jadi dilaksanakan. Maka di antara pertanyaan beliau adalah: Apakah kamu tidak mabuk? Atau beliau mendesakkan pertanyaan bahwa yang bersangkutan belum sampai zina, baru hanya melakukan percumbuan, sedangkan ember belum masuk ke dalam sumur.

    Pendeknya, kalau bisa jangan sampai hukum itu dijalankan, sebagai bentuk kasih sayang dan keringanan syariat Islam kepada kaum muslimin.

    Kalau seandainya orang yang tidak dihukum cambuk di dunia ini pasti akan dicambuk di neraka nanti, pastilah lebih baik dicambuk saja di dunia. Tetapi justru nabi berupaya agar orang yang datang mengaku berzina itu tidak usah dicambuk saja. Bukan karena beliau ingin agar hukuman diterimanya di akhirat, tetapi karena beliau tahu bahwa orang tersebut sudah bertaubat, di mana Allah SWT sudah mengampuni dosa-dosanya di akhirat.

    Hanya tinggal hukuman formal di dunia yang harus dilaksanakan, sebagai pelajaran kepada orang lain bahwa setiap perbuatan itu harus dipertanggung-jawabkan.

    Wallahu a’lam bishshawab

  11. Dyan Indriwati

    Assalamualaikum-wr.wb.
    Kak-Faisal-Abdi-yg-dirahmati-Allah-SWT,
    seseorang-telah-melakukan-taubat-nasuha-atas-dosa-besar-yg-dilakukannya.tapi-belasan-tahun-kemudian,ia-kembali-mengulang-melakukan-dosa-besar-tersebut-karena-menurutkan-hawa-nafsunya.apakah-Allah-SWT-menerima-taubat-nasuha-yg-kesekian-kalinya?mohon-jawaban-Kak-Faisal.Terima-kasih.Wassalam.wr.wb

  12. Q Juga ingin Melakukan Taubatan NAsuha ini…
    Tapi apakah allah akan menghapus dosa2q yg dulu….

Tinggalkan komentar